Yogyakarta – Pandu Inklusi Nusantara (PINTAR) yang bekerja dan berjuang untuk pemenuhan hak-hak dasar kelompok yang terpinggirkan serta mewujudkan Indonesia yang inklusif, lebih dari 150 PINTAR dari berbagai daerah di Indonesia akan berkumpul.
Pihak pemerintah yang diwakili oleh Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak beserta dengan beberapa tokoh masyarakat akan memberikan apresiasi sebagai ucapan terima kasih atas dedikasi PINTAR untuk kelompok marginal.
Di tengah pembangunan Indonesia untuk menyejahterakan masyarakatnya, masih terdapat kelompok yang mendapatkan stigma, terabaikan, dan tidak mendapatkan manfaat dari kemajuan pembangunan.
Kelompok ini merupakan kelompok masyarakat yang miskin dan minoritas, disingkirkan oleh masyarakat dominan dan tidak dapat berpartisipasi penuh dalam kehidupan politik dan ekonomi.
Berkat PINTAR, lebih dari 20.000 orang akhirnya memiliki identitas legal seperti Kartu Tanda Penduduk, Akta Kelahiran, dan Kartu Keluarga. Sekitar 10.000 orang dapat mengakses bantuan sosial dan layanan publik.
Sekitar 20.000 orang terlibat dalam kegiatan kemasyarakatan dan lebih dari 5 miliar Rupiah dikucurkan pemerintah untuk pembangunan dan kebijakan yang inklusif di tingkat lokal dan nasional.
Theresia Titahing Ruci atau yang biasa dipanggil Ibu Tice salah satu PINTAR dari Kota Yogyakarta telah berhasil mengubah persepsi dan stigma terhadap Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang ada di lingkungannya.
Masih ada lebih dari 5.000 PINTAR lainnya yang tersebar di 75 kabupaten/ kota, 21 provinsi di Indonesia yang berdedikasi untuk kelompok marginal lainnya.
Siapa saja bisa menjadi PINTAR mulai dari kelompok marginal yang menerobos stigma dan diskriminasi, berdaya dan menjadi penggerak bagi kelompoknya; tokoh masyarakat, tokoh agama, anggota masyarakat lainnya yang tergerak dan peduli; aparat sipil negara yang berdedikasi menunaikan kewajiban dan melakukan pembaharuan dalam melayani kelompok marginal; dan bahkan mereka yang tadinya mengeksklusi, mendiskriminasi, dan menjadi bagian dari intoleransi juga bisa berubah menjadi pelindung dan membantu pemenuhan hak-hak kelompok marginal.
Kehadiran PINTAR diharapkan juga menginspirasi lebih banyak orang untuk peduli, berpartisipasi dan berkontribusi dalam gerakan inklusi sosial untuk Indonesia yang warganya setara semartabat dan sejahtera.