Lensautama.com – Mendekati Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 mendatang, partai politik berebut simpati dari masyarakat demi meraih suara agar mendapat kursi di parlemen.
Perjuangan parpol dalam mengambil hati rakyat nampaknya harus ekstra keras pada pemilu kali ini. Pasalnya menurut survey yang disampaikan Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Grace Natalie, saat ini tingkat kepercayaan publik paling rendah ada di parpol dan DPR.
“Sekarang publik ini tidak percaya sama partai. Survey beberapa tahun belakangan membuktikan, bahwa kepercayaan publik paling rendah itu ada di partai politik dan DPR,” ungkap Grace dalam diskusi yang digelar Aliansi Kebangsaan di Jakarta, Jumat (10/8).
Ini, lanjutnya, institusi yang disana harusnya menjadi rumah aspirasi masyarakat justru menduduki level paling bawah dalam hal kepercayaan publik.
Hal demikian, menurut wanita yang pernah berprofesi sebagai wartawan itu, disebabkan karena demokrasi di Indonesia sedang mengalami krisis. Ada dua krisis yang membuat tingkat kepercayaan publik menurun terhadap parpol dan DPR, yakni krisis legitimasi dan krisis efisiensi.
Selain itu juga ada beberapa faktor yang menyebabkan masyarakat tidak percaya kepada DPR, seperti isu makar, politik uang, politisi “kutu loncat”, dan yang terutama adalah korupsi.
Rendahnya tingkat kepercayaan publik bisa jadi karena platform parpol dan DPR yang tidak sesuai dengan harapan rakyat. Karena itu penting untuk memperbaiki manajemen partai politik.
“Jadi, peran partai yang baik sangatlah penting, yang punya visi inklusif, yang berpikir tentang kepentingan bangsa bukan hanya kepentingan sesaat saja. Nah itulah energi awal berdirinya PSI,” ungkap Grace.
PSI sendiri telah menyusun platform dan manajemen partai detil secara mendetil, penuh kehati-hatian serta sebaik mungkin, dengan melibatkan banyak ahli, cendekiawan, juga akademisi. Disamping itu, perlu adanya keterbukaan dengan melibatkan publik.
“Kami ingin tampil beda, ingin memperbaiki citra parpol di mata masyarakat, meski ini peruangan yang berat,” tuturnya.
Dalam diskusi bertajuk Partai Politik, Ideologi, Konstitusi dan Kepemimpinan itu, mantan Kepala Badan Pengarah Ideologi Pancasila (BPIP), Yudi Latief, mengapresiasi keberanian PSI dalam upaya memperbaiki citra parpol di masyarakat.
“Saya sangat mengapresiasi keberanian PSI untuk tampil beda dengan parpol lain. Seandainya nanti tidak mendapat kursi, tetap harus kembali ke niat dan komitmen terhadap pendiriannya ingin mengubah penampilan masyarakat terhadap parpol,” ucap Yudi Latief.
Pontjo Sutowo, Ketua Aliansi Kebangsaan, mengatakan bahwa partai politik harus memiliki visi dan misi yang bisa direspon baik oleh publik, karena persoalan parpol tidaklah sekedar elektabilitas tetapi juga masalah konsep.