Site icon LensaUtama

Peran Vital Ekonomi Menjadi Sorotan Diskusi Panel Serial Aliansi Kebangsaan

Peran Vital Ekonomi Aliansi Kebangsaan

Peran Vital Ekonomi Aliansi Kebangsaan

LensaUtama – Diskusi kebangsaan kembali diadakan Aliansi Kebangsaan bersama FKPPI dan Yayasan Suluh Nuswantara Bakti dalam menggalang ketahanan nasional untuk menjawab tantangan bangsa. Dalam diskusi seri ke-7 ini membahas bidang ekonomi baik dalam dimensi makro, meso dan mikro.

Hadir dalam diskusi “Aktualisasi Trisakti Dalam Bidang Ekonomi” sebagai pembicara adalah Dr. Prasetijono Widjojo, Dr. Bambang Subianto, dan Dr. Harbrinderjit Singh Dillon.

Pontjo Sutowo, selaku Ketua Aliansi Kebangsaan dan Ketua Umum PP FKPPI mengatakan dalam sambutannya bahwa benang merah yang menjelujuri perjuangan kemerdekaan bangsa kita sejak abad ke-20 adalah dalam bidang ekonomi.

Dilanjutkan Pontjo, hal itu bukan saja tercermin dalam nama-nama pergerakan nasional seperti Syarikat Dagang Islam, tetapi juga dalam ideologi dan program perjuangan bangsa kita.

Peran ekonomi sangat vital dalam mengangkat harkat suatu bangsa, terutama sektor pertanian atau pangan yang fokus disorot oleh Dr. Harbrinderjit Singh Dillon, dimana setiap pertumbuhan di sektor pertanian berdampak 2.5 kali lebih besar daripada sektor lain.

HS. Dillon mengungkapkan 70 persen dari 28,55 juta  penduduk miskin ada di sektor pertanian, sedangkan nilai impor tahun 2016 dari sektor pertanian sebanyak 29 komoditas pangan tercatat senilai 15 triliun rupiah.

“Apabila kesempatan kerja yang tercipta dapat memproduksi semua komoditas pangan yang diimpor itu akan dapat menekan angka masyarakat miskin sebanyak 70 persen,” papar Dillon dalam memberikan materi diskusi kebangsaan di Jakarta Convention Center, Senayan, Sabtu (4/11).

Lebih lanjut ia mengatakan Indonesia akan sulit bersaing dengan negara lainnya, pasalnya anggaran riset Indonesia masih jauh tertinggal dari negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia. Data Bank Dunia mencatat anggaran untuk riset dan Pengembangan Indonesia (2004-2014) hanya 0,08 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

“Pertanian harus memberikan keuntungan sebesar-besarnya bagi para petani karena merekalah yang akan menjadi “steward” bagi lingkungan hidup. Negara yang berhasil menggapai teknologi tanpa kehilangan jati diri adalah yang semenjak awal memperkokoh landasan pertanian dan pedesaannya,” tambah Dillon.

Exit mobile version